Sabtu, 03 Oktober 2015

Efek masak terlalu matang

Jangan Memasak Terlalu Matang

Terdapat cukup bukti yang menunjukkan bahwa semakin lama makanan dimasak, semakin sulit untuk dicerna dan diserap tubuh. Semakin tinggi suhu proses pemasakan, semakin lama makanan akan menetap di usus. Hal ini membuat proses pencernaan makanan di tingkat selular menjadi lebih sulit.
Bila makanan tidak dapat dicerna di tingkat selular, maka sel menjadi kekurangan asupan dan atau keracunan. Hal ini menyebabkan terjadinya kekurangan asupan dan keracunan di seluruh tubuh yang membuat tubuh menjadi tidak dapat berfungsi optimal. Semua makanan mengalami kerusakan selama pengolahan dan selama penyimpanan. Tiga hal terjadi pada makanan yang terlalu lama dimasak atau diproses: 1. Kehilangan asam amino esensial.
2. Menjadi lebih susah dicerna.
3. Pembentukan senyawa yang tidak bergizi dan beracun.
Adalah tugas hati untuk menghilangkan racun-racun, namun jika hati kelebihan beban maka ia tidak mampu melakukan tugasnya. Dalam pembuluh darah, makanan yang baru sebagian atau belum dicerna (dalam bentuk makromolekul) terlalu besar untuk dapat masuk dalam sel. Makanan yang sebagian atau belum dicerna ini berpindah melalui pembuluh darah, dan menyebabkan kerusakan pada tubuh.
Ketika makanan dipanaskan melebihi titik labilnya, konfigurasi kimianya berubah. Pasteurisasi, penggorengan dan barbekyu adalah proses memasak yang melebihi titik labil. Tubuh tidak mengenal konfigurasi senyawa baru ini dan tidak mempunyai enzim untuk mencerna makanan tersebut dengan mudah.
Makanan adalah satu faktor terpenting dalam mencapai dan menjaga kesehatan. Kunci dari makanan yang baik, sebagaimana pada semua aspek hidup alami adalah kesederhanaan. “Makanan segar, seperti buah dan sayuran, yang dimakan dalam kondisi alaminya secara mentah, atau hanya dimasak sebentar, akan memberikan semua nutrisi yang ada. Dengan memasak buah dan sayuran, 85% nutrisi yang ada akan hilang. Semua enzim hilang dan asam amino yang ada akan hancur atau diubah menjadi senyawa yang tidak dapat dicerna tubuh.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar